Minggu, 01 Januari 2012

menyambut pergantian tahun Masehi








Minggu ini, kita memasuki tahun baru 2012. Tahun 2011 telah meninggalkan kita.
Di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, ada di antaranya kebiasaan orang dalam menyambut pergantian tahun Masehi merayakannya dengan bergadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup trompet pada detik-detik memasuki tahun baru, pertunjukan semalam suntuk, atau cara lainnya.
Berbeda halnya dengan pergantian tahun baru hijriah, banyak masyarakat yang tidak merayakannya, bahkan sekadar tahu saja mereka mungkin tidak. Memang perayaan tahun baru hijriah tidak dituntut untuk merayakannya dengan menyalakan kembang api, meniup terompet, ataupun kumpul di pusat kota dengan tujuan yang tidak jelas. Tetapi lebih kepada bagaimana memaknainya.
Kita lebih dituntut untuk merefleksikan apa yang telah kita lakukan pada tahun sebelumnya, dan diharapkan lebih baik pada tahun selanjutnya.Sebagian umat Islam, tidak ketinggalan dan sudah mulai terbiasa di beberapa tempat, diadakan ceramah agama, dan zikir berjemaah menyongsong pergantian tahun. Kegiatan seperti ini, meskipun ada manfaatnya, tetapi oleh sebagian pihak umat Islam menganggapnya sebagai bid’ah, sesuatu yang tidak ada contohnya baik dari Rasulullah SAW maupun dari para sahabat rasul.Pada hakikatnya setiap pergantian tahun umur kita tidaklah bertambah, tetapi sebaliknya, berkurang, semakin mendekat ke akhir hayat, ke kematian. Penanggalan Masehi yang berdasarkan peredaran matahari memang mendahului penanggalan Islam, Hijriyah yang berdasarkan peredaran bulan, sehingga ada perbedaan 11-12 hari dalam setiap tahunnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar